Mati rasa.
Kata yang sering diucapkan oleh mulut dan
hati gue saat kondisi yang down.
Apa sebenernya makna perasaan itu?
Mati rasa ketika orang lagi ngomongin
tentang cinta. “Yeah right, love?!....”
Terkadang gue nggak peduli lagi. Ada orang yang kasmaran, ada juga yang lagi
galau gara-gara patah hati. So complicated.
Gue bahkan nggak tahu atau bahkan lupa rasanya kaya apa.
Mati rasa ketika udah nggak peduli sama
lingkungan sekitar. Mau orang-orang pada ribut kek, berantem, sibuk sana sini. Buat apa peduli? Diem aja. Cukup.
Mati rasa ketika orang-orang pada panik
atau kesel. Susah buat gue untuk menyatu dengan perasaan mereka. Hal yang bisa
gue lakuin adalah mendengar dan diam. Sesekali menenangkan. Karna gue
sendiri nggak tahu lagi mau ngapain. Bisa dibilang pasrah sama keadaan orang
itu.
Ini bagian yang paling menyedihkan.
Sangking kesel dan sedihnya gue lupa rasa seneng kaya apa. Yasudah diem aja.
Tanpa ekspresi.
Dikala gue diem buat waktu yang cukup lama,
di saat itulah perasaan gue campur aduk. Suah diungkapin. Sekalipun gue anak
komunikasi, tapi susah buat gue untuk mengomunikasikan perasaan gue sendiri.
Akibatnya gue ‘mati rasa’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar